Puisi Sepi dalam Kekosongan Hati Wanita
Puisi Sepi dalam Kekosongan Hati Wanita
Sepi merayap di kekosongan hati seorang wanita,
Dalam sunyi yang terasa begitu mendalam.
Ruang-ruang yang dulu penuh canda dan tawa,
Kini kosong, dihuni oleh kehampaan yang terasa getir.
Langit-langit hatinya dipenuhi kabut kesunyian,
Seperti malam tanpa bintang yang menghiasi.
Di dalam kekosongan hati wanita, jeritan sunyi,
Menggema di dinding-dinding sepi yang menyayat.
Bayang-bayang kenangan melintas di keheningan,
Menyapu setiap sudut hati dengan nostalgia.
Seakan-akan ruang waktu membawa penghantar duka,
Meninggalkan wanita itu dalam sepi yang tak terjamah.
Dalam kekosongan hati, ia menatap jendela kesendirian,
Mencari makna di setiap hembusan angin malam.
Wanita itu, terdiam dalam kehampaan yang memilukan,
Seolah-olah bertarung dengan gelombang sepi yang membiru.
Ketika bisikan malam melintas di telinganya,
Hanya sepi yang menjawabnya, seperti panggilan hampa.
Dalam kekosongan hati wanita, terasa sunyi yang menggigil,
Menyisakan rasa sendirian yang tak terucapkan.
Waktu seolah-olah terhenti dalam ruang kekosongan,
Membekukan detik-detik kebersamaan yang berlalu.
Wanita itu, mencoba mencari arti di dalam kehampaan,
Seakan-akan di sana, tersembunyi jawaban dari pertanyaan hati.
Dalam kekosongan hati, wanita itu berteduh,
Dari derasnya hujan kenangan yang membasahi bumi hatinya.
Sepi yang merayap, seperti kisah yang tak berujung,
Mengajaknya untuk menemukan sinar di tengah kegelapan.
Mungkin suatu hari, kekosongan hati itu akan terisi,
Dengan kehadiran cahaya yang menyinari gelapnya malam.
Wanita itu, dalam sepi yang memayungi, menunggu,
Mungkin menanti titik balik, ketika hatinya kembali bersorak.