Puisi Jeritan Hati yang Retak
Puisi Jeritan Hati yang Retak
Jeritan hati yang retak, merambat di keheningan malam,
Seperti cerita pilu yang terpahat dalam getaran hati.
Retakan itu, bagai secercah luka yang tak terucap,
Menyembunyikan kepedihan, seiring waktu berlalu.
Dalam senyap, jeritan hati menari di relung relung sunyi,
Seakan-akan melodi rasa yang tak tersampaikan.
Retakan itu, seperti celah di antara kata-kata yang hilang,
Menyiratkan kebingungan dan penantian yang panjang.
Jeritan hati yang retak, terdengar dalam serpihan senyap,
Dalam runtuhnya keheningan, di ruang-ruang kekosongan.
Retakan itu, menandakan kelemahan hati yang terbuka,
Sebuah panggilan ke dalam, mencari pengertian yang hilang.
Di dalam retakan hati, terperangkap kepingan kenangan,
Seperti pecahan kaca yang menyimpan cerita.
Jeritan hati yang retak, merayap di setiap tikungan kalbu,
Mengungkapkan rasa yang terpendam, dalam ketidakpastian.
Retakan itu, ibarat peta dalam perjalanan luka,
Menandai tempat-tempat di mana kehidupan membelah.
Jeritan hati yang retak, menggetarkan dinding-dinding hati,
Menuntun kita melalui labirin emosi yang tak terurai.
Dalam keheningan malam, jeritan hati terdengar,
Seolah-olah berbicara dalam bahasa yang hanya dimengerti oleh hati.
Retakan itu, seperti garis-garis di wajah penuaan,
Menjadi bukti perjalanan hidup, penuh dengan kejutan dan patah hati.
Jeritan hati yang retak, tak selalu berakhir dalam kesedihan,
Kadang-kadang, retakan itu menjadi jendela kecerahan.
Retakan itu, membiarkan sinar harapan meresap,
Membawa kita ke arah cahaya, menjauh dari kegelapan.