Puisi Perjalanan Kesedihan Wanita
Puisi Perjalanan Kesedihan Wanita
Dalam perjalanan kesedihan seorang wanita,
Jejak langkahnya merentang melalui lorong duka.
Di antara reruntuhan cinta dan mimpi yang terlupakan,
Dia meniti jalan tanpa menyerah, meski penuh tantangan.
Matahari terbenam di dalam matanya yang berkabut,
Menandai awal perjalanan menuju malam yang gelap.
Setiap langkah membawa beban sepi dan rindu,
Seakan-akan hatinya berjalan di atas duri-duri tajam.
Di tengah kesedihan, dia menemukan kekuatan,
Menggunakan tangannya untuk menyusun potongan-potongan hati.
Perjalanan kesedihan wanita, seperti ombak yang memecah,
Namun, dia terus berlayar mencari pelabuhan kebahagiaan.
Jalan yang ditempuhnya dihiasi dengan rerumputan lara,
Bunga-bunga melati yang mengharumkan perjalanan pilunya.
Setiap air mata yang tumpah menjadi hujan kesedihan,
Menyiram bunga-bunga kesabaran yang kini tumbuh subur.
Dalam kehampaan malam, dia merangkai puisi,
Lirik-lirik kesedihan yang melukis perasaannya.
Perjalanan wanita itu, dalam setiap bait puisi,
Menjadi pengantar di antara hatinya dan dunia yang mengerti.
Sesekali, awan kelabu menutupi matahari di hatinya,
Namun, dalam kesunyian, bintang-bintang terbit.
Perjalanan kesedihan wanita, terpapar dalam langit malam,
Sebagai tanda bahwa meski gelap, ada cahaya yang tersisa.
Begitu panjang dan rumit, perjalanan kesedihan,
Namun wanita itu, bersiap menyongsong mentari baru.
Dia tahu setiap luka adalah bagian dari cerita hidup,
Dan setiap langkah menuju kebahagiaan adalah kemenangan.
Dalam melodi kesedihan yang memilukan,
Wanita itu menari, menari dengan setiap duka yang ada.
Perjalanan kesedihan wanita, seperti lagu yang terus berkumandang,
Menyuarakan kisah perjuangan dan keberanian yang tiada tara.