Keris Sepang Kinatah Emas Taman Sari Tangguh Mataram Era Amangkurat Sepuh Kuno
Rp35,600,000
Keris Sepang Kinatah Emas Taman Sari Tangguh Mataram Era Amangkurat Sepuh Kuno
Spesifikasi Lengkap Pusaka :
– Jenis Pusaka : Lurus
– Dhapur / Bentuk : Sepang ( Kinatah Emas Taman Sari )
– Pamor / Gambar : Keleng Hurap
– Tangguh / Est Era Pembuatan : Mataram Era Amangkurat
– Panjang Bilah : 35 cm
– Warangka : Branggah Jogjakarta
– Bahan Rangka : Kayu Hitam Lawasan
– Handle / Gagang : Kayu Tayuman
– Pendok : Slorok Templek Cukitan Perak
– Mendak : Parijata
Barang sama persis seperti foto.
garansi 1000% asli sepuh kuno
Stok 1
Alasan berbelanja di Bumipermata.Com
- Terpercaya Sejak 2012
- Garansi Uang Kembali
- Di Marketplace Bisa COD - Bayar setelah barang sampai
Deskripsi
Ulasan (0)
Deskripsi
Keris Sepang Kinatah Emas Taman Sari Tangguh Mataram Era Amangkurat Sepuh Kuno
Keris merupakan salah satu warisan budaya Nusantara yang penuh dengan nilai sejarah, mistis, dan seni. Di antara berbagai jenis keris yang ada, Keris Sepang Kinatah Emas Taman Sari menjadi salah satu yang paling dihargai, khususnya pada masa kekuasaan Mataram era Amangkurat Sepuh. Keris ini tidak hanya berfungsi sebagai senjata, tetapi juga sebagai simbol status, kekuasaan, dan spiritualitas.
Deskripsi Keris Sepang Kinatah Emas Taman Sari
Keris Sepang adalah jenis keris dengan luk (lekukan) yang khas, biasanya berjumlah 7, 9, atau 11. Namanya diambil dari bentuk luk yang menyerupai bunga sepang (sejenis bunga yang digunakan dalam pengobatan tradisional). Keris ini dikenal dengan pamor (motif) yang unik dan biasanya dihiasi dengan kinatah (lapisan) emas, yang menambah keindahan dan nilai spiritual keris.
Kinatah emas pada Keris Sepang ini biasanya berbentuk motif Taman Sari, sebuah motif yang melambangkan kemakmuran, keindahan, dan kesuburan. Motif ini sering kali terlihat pada bagian sor-soran (pangkal bilah keris), yang merupakan salah satu bagian yang paling dihiasi dan diisi dengan ornamen emas.
Tangguh Mataram dan Era Amangkurat Sepuh
Tangguh dalam dunia perkerisan mengacu pada periode atau era tertentu di mana keris dibuat, biasanya dikaitkan dengan dinasti atau kerajaan tertentu. Keris Sepang Kinatah Emas Taman Sari ini berasal dari Tangguh Mataram, khususnya pada masa pemerintahan Amangkurat I, yang dikenal juga sebagai Amangkurat Sepuh (berkuasa pada tahun 1646-1677).
Pada masa Amangkurat Sepuh, kerajaan Mataram mencapai puncak kekuasaannya, meskipun juga diwarnai dengan berbagai konflik internal dan eksternal. Keris-keris yang dihasilkan pada masa ini mencerminkan kekayaan budaya dan kompleksitas politik pada masa tersebut. Keris Sepang dengan hiasan emas menunjukkan status sosial pemiliknya yang kemungkinan besar adalah bangsawan tinggi atau bahkan keluarga kerajaan.
Nilai dan Makna Keris Sepang Kinatah Emas
Keris Sepang Kinatah Emas Taman Sari bukan hanya bernilai tinggi dari segi seni dan estetika, tetapi juga sarat dengan makna spiritual. Kinatah emas yang menghiasi keris ini diyakini memiliki kekuatan magis yang dapat memberikan perlindungan dan kemakmuran bagi pemiliknya. Selain itu, motif Taman Sari melambangkan harapan akan kehidupan yang subur dan sejahtera, sesuai dengan konsep kosmologi Jawa yang menghubungkan keris dengan keseimbangan alam dan kekuasaan.
Bagi masyarakat Jawa, keris bukan hanya sekadar senjata atau hiasan, tetapi juga sebagai penjaga spiritual dan lambang kewibawaan. Oleh karena itu, keris-keris dengan hiasan emas seperti ini sering digunakan dalam upacara-upacara penting, termasuk penobatan, pernikahan, dan ritual keagamaan.
Kesimpulan
Keris Sepang Kinatah Emas Taman Sari dari Tangguh Mataram era Amangkurat Sepuh adalah salah satu contoh warisan budaya yang kaya akan nilai sejarah, seni, dan spiritualitas. Keindahan pamor, hiasan emas, serta makna simbolis yang terkandung di dalamnya menjadikan keris ini sebagai salah satu pusaka yang sangat dihargai. Dalam konteks yang lebih luas, keris ini mencerminkan kejayaan dan kompleksitas budaya Jawa pada masa lalu, yang hingga kini tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya Indonesia.
Ulasan
Belum ada ulasan.