Keris Sempono Luk 9 Pamor Singkir Tangguh Kasultanan Cirebon Kuno
Rp5,500,000
Keris Sempono Luk 9 Pamor Singkir Tangguh Kasultanan Cirebon Kuno
Spesifikasi Lengkap Pusaka :
– Jenis Pusaka : Luk 9
– Dhapur / Bentuk : Sempono
– Pamor / Gambar : Singkir
– Tangguh / Est Era Pembuatan : Kasultanan Cirebon
– Panjang Bilah : 36,3 cm
– Warangka : Ladrang Surakarta
– Bahan Rangka : Kayu Trembalu
– Handle / Gagang : Kayu Kemuning
– Pendok : Blewah Mamas Kuno
– Mendak : Mripatan
Barang sama persis seperti foto.
garansi 100% asli sepuh kuno
Stok 1
Alasan berbelanja di Bumipermata.Com
- Terpercaya Sejak 2012
- Garansi Uang Kembali
- Di Marketplace Bisa COD - Bayar setelah barang sampai
Deskripsi
Ulasan (0)
Deskripsi
Berat | 2000 gram |
---|---|
Dimensi | 40 × 20 × 10 mm |
SKU | K142 |
Kategori | Keris Pusaka, Keris Pusaka Kuno |
Tag | Filosofi keris Sempono, Keris Sempono Luk 9, Pamor Singkir, Tangguh Kasultanan Cirebon Kuno, Tuah keris Pamor Singkir |
Keris Sempono Luk 9 Pamor Singkir Tangguh Kasultanan Cirebon Kuno
Keris merupakan salah satu pusaka warisan budaya Nusantara yang sarat dengan filosofi, sejarah, dan kekuatan spiritual. Di antara berbagai jenis keris, Keris Sempono Luk 9 Pamor Singkir yang berasal dari tangguh Kasultanan Cirebon Kuno memiliki keunikan tersendiri baik dari bentuk, tuah, maupun sejarah. Cirebon sebagai salah satu kerajaan Islam di Jawa Barat memiliki tradisi keris yang berbeda dengan daerah lainnya, menonjolkan kekhasan budaya lokal dan pengaruh spiritual yang kuat.
1. Bentuk dan Filosofi Keris Sempono Luk 9
Keris dengan dapur Sempono memiliki ciri khas yang menonjolkan bentuk lurus atau sedikit melengkung, dan sering kali dilengkapi dengan luk (lekukan) yang berjumlah sembilan. Luk 9 pada keris memiliki makna yang sangat dalam dalam tradisi keris Jawa. Angka sembilan melambangkan kesempurnaan spiritual dan kebijaksanaan yang tinggi. Dalam beberapa tradisi Islam Jawa, angka sembilan juga dikaitkan dengan Wali Songo, tokoh-tokoh penting dalam penyebaran Islam di Jawa, termasuk di wilayah Cirebon.
Dapur Sempono sendiri dikenal dengan bentuk bilahnya yang ramping, namun kuat, yang menggambarkan keseimbangan antara kekuatan dan kehalusan. Filosofi yang terkandung dalam dapur Sempono adalah pentingnya sikap yang lurus dalam menjalani kehidupan, yaitu selalu berada di jalan yang benar, dengan keteguhan dan kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian.
Lihat juga : Keris Sengkelat Luk 13 Pamor Beras Wutah Tangguh HB V Srimanganti Kuno
2. Pamor Singkir
Pamor Singkir termasuk dalam kategori pamor yang jarang dijumpai, dan memiliki makna yang sangat kuat. Kata “singkir” dalam bahasa Jawa berarti “menyingkirkan” atau “menghindari.” Pamor ini dipercaya memiliki tuah untuk melindungi pemiliknya dari bahaya, terutama dari niat jahat orang lain. Bentuk pamor Singkir biasanya terdiri dari garis-garis halus yang melintang di permukaan bilah, seolah menggambarkan kekuatan yang mampu menghalangi hal-hal buruk dari mendekat.
Pamor ini juga termasuk dalam pamor tiban, yaitu pamor yang muncul secara alami selama proses penempaan, bukan hasil rekayasa sang empu. Hal ini menambah nilai mistis dan spiritual pada keris, karena diyakini pamor tiban adalah pamor yang datang atas kehendak alam dan kekuatan spiritual yang lebih tinggi. Tuah pamor Singkir tidak hanya menyingkirkan bahaya fisik, tetapi juga dipercaya mampu melindungi pemilik dari masalah non-fisik, seperti energi negatif dan niat jahat.
3. Tangguh Kasultanan Cirebon Kuno
Tangguh merujuk pada era dan wilayah di mana keris tersebut dibuat. Tangguh Kasultanan Cirebon Kuno merujuk pada keris yang dibuat pada masa kejayaan Kesultanan Cirebon, yang dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa Barat. Kesultanan Cirebon didirikan pada abad ke-15 oleh Sunan Gunung Jati, salah satu dari Wali Songo, dan memainkan peran penting dalam perkembangan politik dan budaya di Jawa bagian barat.
Keris dari tangguh Cirebon Kuno biasanya memiliki ciri khas pada kehalusan penempaan dan bentuk yang lebih elegan dibandingkan dengan keris dari daerah Jawa Timur atau Tengah. Keris-keris dari Cirebon sering kali mencerminkan perpaduan antara seni keris dari Jawa dengan sentuhan lokal Sunda, sehingga menampilkan bentuk yang unik dan berbeda.
Pada masa itu, keris tidak hanya digunakan sebagai senjata atau perlengkapan kerajaan, tetapi juga sebagai lambang spiritualitas. Keris-keris dari Cirebon sering kali dibuat dengan penuh perhatian terhadap aspek mistis dan tuah yang terkandung di dalamnya, mencerminkan kebudayaan yang kental dengan nilai-nilai keislaman.
4. Tuah dan Kegunaan Spiritual
Keris Sempono Luk 9 dengan Pamor Singkir dari tangguh Kasultanan Cirebon Kuno dipercaya memiliki tuah perlindungan yang sangat kuat. Luk 9 yang melambangkan kebijaksanaan dan kesempurnaan spiritual dikombinasikan dengan pamor Singkir yang menyingkirkan bahaya, membuat keris ini sangat ideal untuk mereka yang membutuhkan perlindungan dari berbagai gangguan, baik fisik maupun spiritual.
Keris ini juga dipercaya mampu meningkatkan kewibawaan pemiliknya. Seseorang yang memiliki keris ini diharapkan dapat memimpin dengan bijaksana dan adil, serta mendapatkan perlindungan dari energi negatif yang mungkin datang dari orang-orang di sekitarnya. Selain itu, keris ini diyakini mampu menyeimbangkan aspek spiritual dan material kehidupan pemiliknya, sehingga dapat mencapai kedamaian batin sekaligus kesuksesan duniawi.
Baca juga : Filosofi dan Tuah Keris Pamor Pulo Tirto
5. Kesimpulan
Keris Sempono Luk 9 Pamor Singkir Tangguh Kasultanan Cirebon Kuno adalah pusaka yang memiliki nilai historis, estetis, dan spiritual yang sangat tinggi. Dengan dapur Sempono yang melambangkan keseimbangan dan kesucian hidup, serta pamor Singkir yang kuat dalam hal perlindungan, keris ini tidak hanya indah secara fisik tetapi juga memiliki makna mendalam bagi pemiliknya. Sebagai pusaka yang berasal dari era Kesultanan Cirebon, keris ini juga menjadi saksi bisu sejarah panjang penyebaran Islam dan kebudayaan di Nusantara, khususnya di wilayah Jawa Barat.
Ulasan
Belum ada ulasan.