Keris Carito Keprabon Luk 11 Pudhak Sategal Pamor Lawe Saukel Tangguh Pakualaman Istimewa
Rp20,500,000
Keris Carito Keprabon Luk 11 Pudhak Sategal Pamor Lawe Saukel Tangguh Pakualaman Istimewa
Dhapur Keris (jenis bentuk keris) : Carito Keprabon
Pamor : Lawe Saukel
Tangguh : Pakualam
Panjang Bilah : 36 cm
panjang pesi : 7 cm
Warangka : Ladrang Solo Kayu Trembalo
Handle / Gagang : Kayu Trembalo
Stok 1
Alasan berbelanja di Bumipermata.Com
- Terpercaya Sejak 2012
- Garansi Uang Kembali
- Di Marketplace Bisa COD - Bayar setelah barang sampai
Deskripsi
Ulasan (0)
Deskripsi
Berat | 2000 gram |
---|---|
Dimensi | 40 × 20 × 10 mm |
SKU | K189 |
Kategori | Keris Pusaka, Keris Pusaka Kuno |
Tag | Keris Carito Keprabon, Luk 11 Keris, Pamor Lawe Saukel, Pudhak Sategal pada keris, Tangguh Pakualaman |
Keris Carito Keprabon Luk 11 Pudhak Sategal Pamor Lawe Saukel Tangguh Pakualaman Istimewa
Keris merupakan pusaka yang tidak hanya dikenal sebagai senjata, tetapi juga sebagai simbol spiritual yang menyimpan filosofi mendalam. Salah satu keris yang menarik perhatian para penggemar keris dan kolektor adalah Keris Carito Keprabon Luk 11 Pudhak Sategal Pamor Lawe Saukel Tangguh Pakualaman Istimewa. Keris ini memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi, karena terkait dengan nilai-nilai kepemimpinan, kebijaksanaan, dan keteguhan hati.
Sejarah Tangguh Pakualaman: Keris Karya Kerajaan
Tangguh Pakualaman merujuk pada periode di mana keris-keris dibuat di wilayah Kadipaten Pakualaman, sebuah kerajaan yang didirikan pada awal abad ke-19 di Yogyakarta. Kadipaten ini memiliki hubungan erat dengan Kasultanan Yogyakarta dan dianggap sebagai pusat kebudayaan, terutama dalam hal kesenian dan spiritualitas. Keris-keris dari Tangguh Pakualaman terkenal dengan keindahan artistik dan filosofi mendalam yang dikaitkan dengan kepemimpinan dan kehidupan istana.
Keris yang berasal dari Tangguh Pakualaman, termasuk Keris Carito Keprabon, dibuat oleh empu-empu istana yang sangat terampil, dengan tujuan untuk menciptakan pusaka yang mewakili nilai-nilai luhur kerajaan. Karena itu, keris-keris ini sering kali dimiliki oleh kalangan bangsawan atau pemimpin kerajaan, dan dipercaya memberikan kekuatan kepemimpinan serta perlindungan spiritual kepada pemiliknya.
Carito Keprabon: Filosofi Kepemimpinan dan Kebesaran
Nama Carito Keprabon pada keris ini memberikan gambaran tentang makna filosofis yang mendalam. Carito berarti cerita atau kisah, sementara Keprabon merujuk pada kerajaan atau kekuasaan. Dalam konteks keris, Carito Keprabon mengandung makna sebagai lambang kebijaksanaan dan kepemimpinan, di mana keris ini bercerita tentang perjalanan hidup seorang pemimpin yang bijaksana dan adil dalam memerintah rakyatnya.
Keris ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kebijaksanaan, keteguhan hati, serta kekuatan spiritual untuk menjalankan tugasnya. Dengan begitu, pemilik keris ini diharapkan bisa menjadi sosok yang dihormati, mampu mengayomi orang-orang di sekitarnya, serta menghadapi berbagai tantangan dalam pemerintahan dengan penuh tanggung jawab dan keadilan.
Luk 11: Simbol Keseimbangan dan Kepemimpinan yang Tegas
Salah satu ciri khas dari Keris Carito Keprabon adalah bilahnya yang memiliki Luk 11. Jumlah lekukan atau luk pada keris selalu mengandung makna tersendiri, dan Luk 11 dikenal sebagai simbol keseimbangan, kebijaksanaan, dan kepemimpinan yang tegas. Angka 11 juga melambangkan keharmonisan antara dunia spiritual dan dunia materi, di mana seorang pemimpin harus bisa menjaga keseimbangan antara kedua aspek ini dalam kehidupannya.
Keris dengan Luk 11 biasanya diasosiasikan dengan para pemimpin atau orang yang memiliki tanggung jawab besar dalam masyarakat. Lekukan yang cukup banyak menggambarkan perjalanan hidup yang penuh tantangan, tetapi dengan keteguhan hati dan kebijaksanaan, seseorang dapat mencapai keseimbangan dan kedamaian dalam hidupnya. Dengan demikian, pemilik keris ini diharapkan mampu memimpin dengan adil dan bijak, serta tetap teguh dalam menghadapi segala cobaan.
Pudhak Sategal: Simbol Kesucian dan Kesederhanaan
Pudhak Sategal adalah istilah yang menggambarkan motif pada bilah keris, yang merujuk pada bunga pudak atau pandan yang tumbuh di ladang. Bunga pudak sering kali melambangkan kesucian, kesederhanaan, dan keindahan alami. Dalam konteks keris, Pudhak Sategal mencerminkan nilai-nilai kemurnian hati dan kerendahan hati, di mana pemilik keris ini diharapkan memiliki jiwa yang tulus dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai pemimpin.
Simbolisme Pudhak Sategal juga mengajarkan bahwa dalam kehidupan, keindahan dan kebijaksanaan sejati datang dari kesederhanaan dan ketulusan. Seorang pemimpin yang baik bukanlah orang yang sombong atau mencari kekayaan semata, melainkan mereka yang tulus dan jujur dalam mengabdi kepada rakyatnya.
Pamor Lawe Saukel: Simbol Ikatan Kuat dan Ketenangan
Pamor Lawe Saukel pada Keris Carito Keprabon adalah salah satu pamor yang cukup unik dan langka. Pamor ini menggambarkan pola yang menyerupai benang yang terjalin erat, melambangkan ikatan kuat, persatuan, dan ketenangan batin. Pamor Lawe Saukel sering kali dikaitkan dengan kekuatan untuk memperkuat hubungan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam konteks pemerintahan.
Dalam konteks keris ini, Pamor Lawe Saukel memberikan pesan bahwa seorang pemimpin harus mampu menjaga persatuan dan kesatuan di antara rakyatnya. Ia juga harus memiliki ketenangan batin dan kemampuan untuk mengatasi konflik atau masalah dengan bijaksana. Pamor ini menambah dimensi spiritual keris, di mana pemiliknya diharapkan bisa membawa kedamaian dan ketenangan bagi orang-orang di sekitarnya.
Tangguh Pakualaman: Karya Seni Pusaka yang Agung
Keris Tangguh Pakualaman dikenal dengan keindahan artistik dan kualitas spiritual yang mendalam. Keris yang berasal dari masa Pakualaman sering kali dianggap sebagai pusaka yang sangat istimewa karena dibuat oleh empu-empu yang memiliki keterampilan tinggi dalam mengolah bahan dan memahami filosofi di balik setiap bentuk dan pamor.
Tangguh Pakualaman juga mencerminkan nilai-nilai kebangsawanan dan kepemimpinan, di mana keris-keris ini dibuat untuk para pemimpin kerajaan dan kalangan bangsawan. Keris Carito Keprabon yang berasal dari tangguh ini tentunya memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi, mengingat kaitannya dengan kekuasaan dan kepemimpinan di wilayah Pakualaman.
Kekuatan Spiritual dan Makna Kebijaksanaan
Keris Carito Keprabon Luk 11 Pudhak Sategal Pamor Lawe Saukel Tangguh Pakualaman Istimewa membawa kekuatan spiritual yang sangat besar, terutama bagi mereka yang terlibat dalam kepemimpinan atau memiliki tanggung jawab sosial yang besar. Simbolisme yang terkandung dalam setiap elemen keris ini, mulai dari Luk 11 hingga Pamor Lawe Saukel, memberikan pesan bahwa kekuatan sejati seorang pemimpin datang dari kebijaksanaan, ketenangan, dan kemampuan untuk mempersatukan orang-orang di sekitarnya.
Selain itu, keris ini juga dianggap sebagai pusaka yang memberikan perlindungan spiritual dan kemampuan untuk menjaga kedamaian batin dalam menghadapi berbagai tantangan. Dengan Pudhak Sategal sebagai simbol kesucian, pemilik keris ini diharapkan mampu memimpin dengan hati yang tulus dan jujur, serta mengutamakan kesejahteraan rakyatnya di atas kepentingan pribadi.
Penutup
Keris Carito Keprabon Luk 11 Pudhak Sategal Pamor Lawe Saukel Tangguh Pakualaman Istimewa adalah pusaka yang sangat istimewa, baik dari segi nilai sejarah maupun filosofi spiritual. Sebagai peninggalan dari Tangguh Pakualaman, keris ini tidak hanya menjadi simbol kekuatan dan kebijaksanaan, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya kesucian hati dan kesederhanaan dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin.
Keris ini merupakan warisan budaya yang harus dijaga dengan baik, karena selain keindahannya, ia juga menyimpan kekuatan spiritual yang sangat berharga. Bagi pemiliknya, keris ini adalah simbol tanggung jawab besar, di mana kekuasaan harus dijalankan dengan bijaksana, adil, dan penuh ketulusan.
Ulasan
Belum ada ulasan.